#14 Rindu

Aku menatap arah jarum jam. Pukul 23.35 WIB, aku masih menanti email darimu, Beberapa waktu lalu saat kau menelponku, kau mengatakan akan mengirimkan sebuah email untukku. Ketika kutanyakan email tentang apa, kau tertawa menjawab, "Rahasia". Aku bisa membayangkan bagaimana lesung yang terbentuk di pipimu yang hitam manis ketika kau tertawa.

Ah, Rindu! Lagi-lagi ia muncul, rasanya telah bertahun-tahun aku tak melihat wajahmu, padahal hanya berselang 7 bulan sejak pertemuan terakhir kita di Krueng Aceh. Sudah lama kita tak pernah membahas tentang sejarah Aceh, topik favorit kita berdua.

"Bagaimana kabarmu di Turki?", itu pertanyaan yang sangat ingin kulayangkan saat ini juga, namun logika menyuruh untuk tidak menanyakannya, kau sedang sibuk dengan sidangmu yang tak lama lagi. Melihat berita semalam, bom bunuh diri di Ankara, wajahmu terus menari-nari sepanjang malam di pikiranku. Apakah kau baik-baik saja? Kuharap iya adalah jawabanmu.

Beberapa waktu terakhir, senja menjadi warna favorit di hidupku. Aku harus bertahan, seperti kau yang bertahan sepanjang waktu untukku. Jum'at lalu, hampir saja aku menyerah dan memilih berhenti berjuang, tapi kata-katamu ketika kau mengatakan kau yakin bahwa aku bisa melakukannya menjadi salah satu alasan terbesar untukku tetap bertahan dan berjuang.

Kau benar. Harusnya aku tidak mengeluh melakukan semua ini, harusnya aku ikhlas, karena ini adalah mimpiku. YAP! Sekarang aku sedang berusaha untuk itu, aku. Tentang rindu, tak ada yang tahu persis tentang itu. Sekarang aku amat merindukanmu,  banyak hal yang ingin kuceritakan. Aku benar-benar tak sabar menunggu kedatanganmu, lalu seperti biasa kita akan berbicara banyak hal di tepi Krueng Aceh. Nanti malam aku akan kembali ke tempat yang mempertemukan kita :)

Banda Aceh, 19 Februari 2016
Salam hangat,

Mira Randikal :)

Komentar

Postingan Populer