Semuanya berawal dari "iseng"

Iseng, sepertinya memang selalu menjadi pengawal langkah-langkag itu.

Agustus 2014, aku membeli handphone baru. Iseng ngotak-ngatik handphone, aku melihat aplikasi www.blogger.com yaudah iseng buka, akhirnya kepikiran buat blog. Karena kebetulan bukanya di hp agak susah untuk buat blog, besoknya di sekolah jam istirahat siang aku pinjam laptop kawan untuk buat blog (kebetulan belum punya laptop). Setelah itu, iseng nulis cerbung #Purnama dan share di fb.

Episode pertama, nggak ada yang coment. Terus share yang kedua baru ada yang coment. Beliau menyarankan agar aku mengikuti event menulis. Wah, mendapat kabar seperti itu rasanya tidak tahu seperti apa bahagia di hati, semenjak saat itu aku semakin rajin cari info event nulis dan share di fb. Selang beberapa hari, teman dari Palangkaraya add fb dan kirim inbox. Beliau nanya-nanya dan akhirnya beliau mengajak untuk ikut bergabung dalam proyek fspi (Forum Silaturrahmi Penulis Indonesia) "Cerita Nusantara", aku diminta mewakili Aceh. Alhamdulilllah

Event menulis pertama yang aku ikuti itu dari Penerbit Ar-Rahman dengan teman "Semua Karena Allah" dan ya tangga pertama tak berhasil kujejaki. Lalu berlanjut ke event-event selanjutnya. Beberapa kali kalah, dari mulai event El-Nisa Publisher dan yang lainnya.

Lalu Oktober 2014, Bolin Publisher mengadakan event menulis dengan tema "Hujan Bercerita", yaudah iseng ikutan. Keseringan online, rajin ngecek update peserta untuk melihat naskahku sudah masuk atau belum, hingga hari DL aku memeriksa namaku tidak masuk dalam update peserta. Kecewa membungkus hati, nanya sama adminnnya slow respon.

Sampai tibalah  hari pengumuman, sorenya (sebelum pengumuman, kebetulan pengumumannya malam) aku duduk dibelakang rumah sendiri, "Kayaknya apa yang aku lakuin nggak ada hasil apa-apa". Angin sore hari itu membawa khayalanku terbang melintasi samudera.

Malamnya, ba'da isya, aku sengaja online pingin tahu siapa yang menang, berniat mau ngucapin selamat. Aku membaca deret nama pemenang #1, sampai akhirnya aku membaca deret nama pemenang #2 aku kaget, namaku tertulis disana bersama deret nama penulis lainnya. Bahagia buncah, sejak saat itu aku semakin semangat ikut lomba menulis, bayangkan saja saking semangatnya aku bisa menyelesaikan 2-5 cerita setiap malam. Semenjak saat itu tangga-tangga itu terus menjulur ke atas, tertata rapi.





  November 2014, aku memutuskan vakum dari menulis dengan alasan ingin fokus UN dan kuliah.

#Desember 2014

Siap ujian semester, aku rajin ke sekolah untuk wifi-an, hheehe, Lalu hari itu sekolah mendapat undangan untuk mengirim peserta mengikuti lomba Cipta dan Baca Puisi serta Lomba Menulis Surat untuk Ibu yang diadakan HMI se-Kabupaten Aceh Barat Daya. Aku semangat mendaftarkan diri mengikuti lomba cipta dan baca puisi.

Sampai hari lomba, panitia meminta agar peserta didampingi oleh guru, disebabkan musibah kecelakaan yang menimpa guru kami, akhirnya beliau tidak bisa mendampingi saya, Saya minta sama ayah dan bunda, ayah dan bunda lagi sibuk, ngajak kawan, dia juga nggak bisa karena harus ke luar kota. Alhasil, ditengah hujan lebat yang mengguyur bumi Sigupai, aku sendiri ikut lomba. Tak ada dukungan, just alone, tapi tidak mematahkan semangat, justru sebaliknya.

Esok harinya, ketika pengumuman pemenang, aku pergi sama teman, aku yakin dapat juara 3, kalau nggak dapat juara 3 berarti gagal. Ketika Mc mengumumkan nama pemenang, tanganku mulai dingin, beliau mulai membaca dari juara 3. TAP! Air mata seolah ingin tumpah ruah, aku mengenggam erat tangan temanku sambil berbisik "Yaudah lah, Un. Bukan rezeki, aku nggak menang".

Ditengah kacau balau perasaan, Mc mengumumkan juara 2. TAP! Aku kaget setengah mati, Wina memelukku erat, antara percaya dan tidak bahwa nama yang disebut adalah namaku. Seorang kakak panitia tersenyum ke arahku.

Panitia mempersilahkan untuk menaiki panggung, dan seketika disebut juara 1, hatiku bertambah gembira. Bagaimana tidak yg menang adalah adik letingku di Tsanawiyah, kami sering bareng ikut lomba menulis. Dia berjalan ke arah panggung dan langsung memelukku menangis. Hahaha, ini lebay, Pemirsa :D





Sekarang, saya rindu waktu romantis saya dengan pena :)







Komentar

Postingan Populer