#13 Rindu

Aku mengunjungi Krueng Aceh kembali malam ini. Meluapkan emosi-emosi yang tertahan seminggu terakhir, jika saja boleh jujur maka kepalaku ini rasanya ingin pecah saja. Di tengah final kampus, berbagai masalah datang bertubi-tubi. Aku menutup erat telinga dan mataku, sedikit pun tak ingin mengintip masalah apa yang datang apalagi mendengar keluh kesahnya.

Pantulan sinar purnama membayang di permukaan krueng Aceh. Lampu-lampu boat nelayan memesonakan mata, helaan angin yang datang membelai hijab. Kau, yang kini sedang mengambil program s1 di Turki kelihatannya begitu sibuk beberapa minggu ini. Hampir sebulan aku tak menerima email-mu, bukannya dulu kau sendiri yang berjanji akan menceritakan edisi liburan musim dinginmu di Uludag.

Ah, Turki-ku. Beberapa hari yang lalu aku mengikuti final PKN, dan kau tahu itu sangat mengiris hati. Kami diperintahkan untuk menulis rangkuman makalah kami, seperti yang kau tahu makalahku berisi tentang negeri Rencong ini. Hatiku tersobek-sobek ketika aku menuliskan rangkuman tentang Aceh dan Indonesia, aku menghela nafas berkali-kali ketika menulisnya, bisa kau bayangkan seperti apa? Aku mengisinya hampir 1 halaman penuh, sedangkan temanku hanya menulis 1 paragraf.

Angin malam semakin membuatku jatuh semakin dalam ke alam khayal. Dengan semangatnya, aku menceritakan padanya tentang semua yang kualami beberapa minggu terakhir, termasuk pembicaraanku dengan seseorang teman yang begitu dekat denganku.

Kemarin lusa, aku menceritakan padanya tentang mimpiku ingin duduk di deretan bangku petinggi Aceh, mimpi membuat Aceh menjadi negeri syari'at yang maju begitu besar. Turki! Ada banyak cerita yang menanti untuk kuceritakan padamu. Sungguh!

Banda Aceh, 30 Januari 2016
Salam hangat,

MR :)

Komentar

Postingan Populer