Ternyata Rindu itu Berwaktu
03.40 WIB
Aku tersentak. 'Kenapa bisa tersentak?' pikirku, padahal aku memang selalu bangun jam segini untuk sekedar beromansa sebentar dengan buku-bukuku yang penuh dengan tulisan bahasa arab (jangan pikir aku rajin :p). Ternyata ada rindu yang menuntut hak, setelah menyelesaikan tugas Muhadatsah, aku kembali berpacaran dengan laptop, stalkerin medsos teman-teman SMA yang sudah beberapa bulan menyandang gelar "Alumni".
Aku tersentak. 'Kenapa bisa tersentak?' pikirku, padahal aku memang selalu bangun jam segini untuk sekedar beromansa sebentar dengan buku-bukuku yang penuh dengan tulisan bahasa arab (jangan pikir aku rajin :p). Ternyata ada rindu yang menuntut hak, setelah menyelesaikan tugas Muhadatsah, aku kembali berpacaran dengan laptop, stalkerin medsos teman-teman SMA yang sudah beberapa bulan menyandang gelar "Alumni".
Foto Yudisium G-Vinsa 18 April 2015
Ah, ternyata itu foto terakhir ber-30.
Ada banyak sekali cerita yang harus didengar jika suatu saat berkumpul ber-30 lagi....
Cerita dari berbagai daerah, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Banda Aceh dan Blangpidie.
Entahlah, kita tak pernah tahu perihal waktu mengizinkan kita berkumpul ber-30 lagi atau tidak.
Dari dulu pengharapanku hanya satu, Suatu saat kita akan berkumpul, lengkap 30 orang dengan 30 kesuksesan yang telah digenggam di tangan masing-masing.
Gedung Biru itu adalah saksi dari semua kegilaan kita.
Rindu dengan mereka yang selalu memanggil "Randikal" ataupun "Bu Penulis".
Rindu dengan "Tradisi Jumat" :D
Ah, apapun itu aku rindu dengan kealay-an mereka.
Banda Aceh, 9 November 2015
Salam,
Mira Randikal
Komentar
Posting Komentar