Teruslah bersyukur pada-NYA

     Langit sya'ban masih membentang. Ramadhan, bulan kerinduan akan segera datang. Semoga ALLAH mempertemukan kita dengan bulan kemuliaan. Malam ini, beberapa waktu yang lalu saat langkah kaki pergi ke suatu majelis ; berusaha meraih cinta ALLAH. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, kata-kata itu rasanya ingin setiap waktu kuucapkan berterimakasih atas segala nikmat-NYA yang tak terkira.

     Ba'da isya saat saya tiba di Stadion H. Dimurthala, (Lampineung, Banda Aceh), sepanjang jalan masyarakat Kota Banda Aceh berduyun-duyun untuk bersama berzikir; menggemuruhkan asma ALLAH. Sepanjang jalan, penjual makanan ringan menjajakan makanannya. Saya pun melihat jajanan ;bermaksud sekedar untuk membeli. Beberapa menit saya masih berdiri di tempat itu ;bingung mau beli makanan apa. Lalu, tetiba saja muncul di pikiran saya membeli kacang rebus. Saya utarakan keinginan saya pada Cecek, Cecek saya menunjukkan ke sisi kiri sambil berkata "Beli saja kacang sama adik itu, kasihan tidak ada pembeli."

   Ketika saya melihatnnya, sepertinya air mata hendak berlinang, rasa iba dan salut bercampur. Di usia semuda itu ia harus merasakan kerasnya kehidupan.Dari garis wajahnya saya kira umurnya masih sekitar 14 tahun atau masih SMP. Rasa malu muncul di hati saya, anak SMP saja bekerja sampai malam menjual kacang untuk membantu kedua orangtuanya. Saya? apa yang sudah saya lakukan? Sampai saat umur menjelang 18 ini saya masih bergantung sama orangtua. Selesai membeli kacang kami masuk ke dalam stadion.

   Kemudian muncul pertanyaan dalam hati saya, saya menanyakan tentang seseorang pada Cecek. Seseorang itu sangat saya kagumi karena kepiawaiannya menjalankan estafet kepemerintahan. Hati saya tersentak ketika mendengar bahwa ia menderita penyakit kanker. Namun, ia tak pernah sekalipun memperlihatkan rasa sakitnya, ia tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Lirih bibir saya berucap "Alhamdulillah". Saya sangat bersyukur ALLAH masih melindungi saya dari penyakit mengerikan itu.

  Lalu, saya melihat seorang anak balita, kisaran usianya menurut saya 3 tahun. Saya memperhatikan sepertinya ada yang aneh dengannya. Setelah lama memperhatikan saya sadar ternyata adik itu adalah "Anak Spesial", ya Tunanetra. Rasanya saya ingin menangis dan memeluknya. Sekali lagi saya berucap "Alhamdulillah" ALLAH memberikan saya panca indera yang lengkap.

Teruslah bersyukur kepada-NYA, teruslah ingat pada-NYA. Jangan pernah mengeluh, di luar sana ada orang yang hidupnya lebih susah dari kita, namun ia tetap bersyukur pada ALLAH.

Alhamdulillah

Banda Aceh, 6 Juni 2015
Salam hangat,

MR :)



Komentar

Postingan Populer