#1 Rindu

Sabit sya'ban begitu indah menggantung di langit. Ribuan bintang memamerkan pesona cahayanya. Aku bersama sehelai kertas mengintip dari balik jendela kamar. Ada jutaan bintang, ada jutaan bintang. Dan diantara bintang itu tentu ada terindah, begitu pun mimpi ada yang terindah - berjumpa denganmu untuk yang kesekian kalinya setelah pertemuan terakhir kita 5 tahun silam.

Tadi siang, saat semua orang sedang sibuk dengan pekerjaannya, aku sibuk menatap photo-photomu. Rindu buncah, tak tahu apa yang harus kulakukan untuk menentramkannya. Apakah bertemu denganmu adalah penawannya? Kini, kita sama-sama berada di kota yang sama. Aku hanya berharap kita segera bertemu. Ada banyak cerita yang mengantri untuk kuceritakan padamu. Ada banyak tanya yang ingin kudiskusikan. Bisakah?

Aku hnaya bisa diam, mengintipmu dari jarak (sedekat) ini. Bisakah pertemuan itu segera berlangsung. Beberapa waktu lalu, ingin sekali aku mengunjungi tempatmu (tempat impianku dulu yang telah musnah). Sampai detik ini, aku masih ingin ke sana, walaupun kutahu itu telah musnah, apapun itu yang pasti ia telah musnah.

Bisakah kau luangkan sedikit dari waktu sibukmu untukku? Bisakah? Aku tak memaksa, tapi rindu yang telah buncah memaksaku. Aku haus suntikan semangatmu. Sehelai kertas yang kugenggam erat ini adalah mimpi kita dulu saat kita masih menyandang gelar sebagai pelajar tingkat tsanawiyah.

Terlalu banyak mimpi-mimpi kita yang sama, salah satunya ya itu tadi. Aku selalu berdoa agar ALLAH mengizinkan kita melanjutkan study sama-sama di Pulau Jawa.

Banda Aceh, 21 Mei 2015
Salam hangat,

MR :)


Komentar

Postingan Populer