Paradoks
Tak ada lagi kenyamanan di tempat
ini, terlalu banyak perubahan sebulan belakangan ini. Aku merasa seperti orang
asing di sini, yang datang dan pergi tanpa ada pembicaraan sedikitpun. Tawa dan senyum ini telah memudar seperti cat
tembok yang terkelupas.
Aku (bukan) bagian dari mereka.
Aku selarik cahaya (padam) di
kehidupan mereka.
Siapa aku ini?
Kebencian ini semakin bertambah,
amarah yang terluapkan (dalam hati). Tak ada lagi itu. Aku ingin sesegera
mungkin beranjak dari tempat ini. Ketidaknyamanan semakin bertambah. Hanya
datang dan pergi untuk persiapkan diri hadapi hari esok.
Aku benar-benar heran dengan semua paradoks yang mereka
ciptakan. Ingin sekali kubongkar paradoks itu, aku tak tahan lagi. Palsu. Semua
dilapisi cat. Tidak ada yang tahu tentang aslinya.
Komentar
Posting Komentar