SURAT TERBUKA UNTUK UKHTI
Assalammu’alaikum Ukhti...
Apa kabar yaa Ukhti? Semoga
Allah selalu melimpahkan Rahmat dan HidayahNya untuk dirimu... Ukhti, aku tak
tau apa yang kau lakukan saat aku sedang menuliskan surat untukmu ini.
Mungkinkah engkau sedang makan atau baru selesai masak atau sedang bersimpuh di
hadapan Sang Rabbi?
Ah, Ukhti. Kita bersaudari kan? Saudari
sesama islam J. Sudah sepantasnya sebagai saudari kita
sama-sama mengingatkan dalam kebaikan J Duh, Ukhti! Ana
sangat bersyukur memiliki saudara seperti ukhti....
Ukhti, ana pernah membaca sebuah
dalil yang artinya "Wahai
Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta
perempuan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup
seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk
mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak
diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
(Surah Al-Ahzab, ayat 59)”. Ana
rasa ukhti juga pernah membacanya, bukan? Islam itu indah ya Ukhti, kita
disuruh saling mengingatkan dalam hal kebaikan seperti dalil yang berbunyi “Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan (QS. Al-Maidah: 2)
Begini loh, Ukhti.
Bukan bermaksud ingin mengajar atau sok alim. Tetapi Ana sayang lihat rambut
Ukhti yang kian memerah dan rontok akibat tidak dibalut oleh hijab, yaa...
jadinya cahaya matahari membuat rambut Ukhti berkurang keindahannya dan juga
sepertinya Para Adam menjadi berdosa karena melihat rambut yang merupakan aurat
Ukhti.
Dan juga Ukhti, sepertinya kulit
Ukhti warnanya semakin gelap karena tidak dibalut dalam jilbab, yaa... nasibnya
sama dong kayak rambut terkena sinar matahari
dan juga kasihan Para Adam dosanya bertambah lagi melihat tubuh Ukhti.
Lalu Ukhti, dosa Para Adam bertambah
lagi ketika mereka melihat photo Ukhti yang bertebaran di berandanya tanpa
jilbab yang membalut tubuh Ukhti. Aduh....
Ukhti, taukan? Bahwa makhluk hidup
diciptakan berpasang-pasangan. Nah, tentu saja pasangan kita adalah Kaum Adam.
Nah Loh? Kok pembahasannya tiba-tiba berubah ya? Oh, tenang Ukhti. Pembahasan
kita tidak berubah kok. Gini loh Ukhti, tadi ana sudah menyebutkan pasangan
kita adalah Kaum Adam. Nah, kita tentu memiliki “Perasaan” yang identik dengan
hati merah jambu pada salah satu dari mereka.
Jadi gini loh, coba ya Ukhti pikir
sendiri. Singkatnya begini tadikan Ukhti memperlihatkan rambut dan tubuh Ukhti
di dunia maya dan nyata pada Kaum Adam. Seperti yang Ukhti ketahui sendiri, itu
mengakibatkan dosa pada mereka Kaum Adam (dan juga Ukhti sendiri).
Ukhti tega ya melihat pasangan Ukhti
(Kaum Adam) berdosa karena Ukhti dan akhirnya nanti di akhirat mereka akan
mendapat ganjaran dari Allah. Duh Ukhti, kasihan dia! Karena dosa kita orang
yang tersemat namanya dalam hati kita menjadi berdosa L
Lalu ukhti pasti pernah mendengar
apabila seorang wanita membuka aurat, maka ayahnya berdosa. Duh, tegakah Ukhti
melihat orangtua Ukhti yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya demi Ukhti
berdosa karena perbuatan Ukhti? L
Ukhti, Dunia ini memang fana dan
melenakan. Namun, jangan sampai kita terlena karenanya yang mengakibatkan kita
lupa akan perintah Sang Pencipta. Ingatlah Ukhti, tujuan Allah menciptakan kita
adalah untuk melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya...
Sekarang, coba Ukhti renungkan.
Allah tak pernah henti melimpahkan nikmatNya pada kita. Nikmat Iman, islam, nikmat
memiliki orangtua, keluarga, nikmat rizki, dan nikmat lainnya yang mungkin
sebagian dari kita tidak mendapatkannya. Lantas, tak inginkah kita membalas
nikmatNya yang begitu besar dan tanpa henti diberikanNya dengan melaksanakan
segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Ukhti, semua butuh perjuangan.
Begitupun dengan menutup Aurat. Tak ada yang instan di dunia ini. Ukhti,
hijrahkan dirimu ke Jalan yang diridhai Allah swt. Semua butuh proses. Syaratnya
ada kemauan, ikhtiar dan doa. Ukhti, tak inginkah engkau terlihat indah dalam
balutan hijab dan jilbab?
Ukhti, Ana saja butuh waktu 1 tahun
untuk benar-benar menghijrahkan diri ke Jalan yang diridhai Allah. Ukhti,
tanamkanlah dirimu untuk berhijrah ke Jalan yang benar. Ukhti, zaman dahulu,
Cut Nyak Dhien berjuang mempertahankan jilbabnya di dalam tekanan belanda.
Lantas kita sekarang mudah, mau berjilbab takkan ada yang membunuh dan menyiksa
kita.
Ukhti, ayolah, tutup auratmu! Jangan
lena oleh dunia yang membutakanmu. Jangan bangga menjadi model yang membiarkan
auratnya terbuka tetapi jadilah model islami.
Terakhir,
pulanglah Ukhti. Pulanglah ke Jalan yang diridhai Allah...
Jadilah
insan terbaik....
Tuntunlah
orangtua, dan seseorang yang tersemat namanya dihatimu menuju syurga....
Engkau
lebih terlihat indah dalam balutan jilbab dan hijab....
Ukhti,
maaf ya. Ana terlalu cerewet. Ukhti, ana mohon ingatkanlah ana jika ana salah.
Yuk Ukhti, kita sama-sama memperbaiki diri. Kita tegakkan kembali Islam di
permukaan bumi, jangan sebaliknya. Ingatlah dengan perjuangan Para Rasul,
Anbiya dan Syuhada dalam menegakkan islam di muka bumi ini.
Ukhti,
terimakasih ya telah membaca surat ana. Ukhti, sampai disini dulu ya surat ana.
Semoga Allah mengistiqamahkan hati dan diri ini untuk melaksanakan perintahNya
dan menjauhi laranganNya dan semoga kelak Allah mempersatukan kita di SyurgaNya
dalam Ukhuwah Islamiyah J AAMIIIIINN YAA RABB....
Wassalammu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh...
Blangpidie, 3 Rabi’ul Awal 1436 H
Salam hangat J
Mira Randikal
Terima kasih pencerahannya, Adikku ... :)
BalasHapusSama-sama kak...saling mengingatkan dalam hal kebaikan ya :)
HapusBagus kak :)
BalasHapusMakasih dek udah mau baca... saling mengingatkan ya :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSama-sama kak,
BalasHapusok, tetap lanjutkan ya!!