JEJAK PENA







Bismillahirrahmanirrahiimm ...
Semoga cerita ini menginspirasi bagi teman-teman semua.

Baiklah ... ini adalah cerita tentang saya. Semenjak kecil saya memang menyukai membaca dan menulis, entahlah, menulis apa saja yang saya inginkan. Majalah favorite saya dulu adalah Majalah Bobo. Teman-teman pasti sangat familiar dengan majalah itu.
            Saya mulai merangkai kata menjadi frasa itu ketika tahun 2005 M. Sekitar 9 tahun yang lalu. Saya menuliskan cerita tentang keluarga saya yang merupakan korban Tsunami Aceh tahun 2004 M. Waktu kecil dulu saya mempunyai Binder, lalu tahun 2005 tersebut saya tulis kisah mereka di kertas binder untuk mehilangkan rasa sedih dan kehilangan.
            Waktu itu, saya hanya menulis 1 halaman saja. Saya ceritakan tentang Tsunami yang merengut Nyanyak, Nyaknda, Yahnda, Cekbit, Bang Aulia, Dik Nurul dan Dik Aidhil yanng sampai saat ini belum ditemukan.
            Lalu berlanjut ke tahun  2006 M, saya kembali membaca tulisan yang saya tulis setahun yang lalu. Setelah membaca, saya memperbaiki tulisan itu, saya tulis dikertas binder yang baru. Sampai tahun 2009, kebiasaan itu terhenti. Bahkan kini saya tak tau lagi dimana binder itu.
            Kelas 4 MIN dulu, saya sangat suka menulis puisi. Kemudian bersama teman dekat saya, Wina Sri Utama, kami menulis puisi disebuah buku hingga halaman buku itu penuh. Saya masih sangat ingat, selepas pulanng sekolah, kami duduk di jembatan dan menuliskan puisi dibawah langit yang menangis. Dan sama seperti binder nasib buku puisi kami hilang tak tau dimana.

            Sampai kelas 6 MIN, saya masih rajin menulis. Waktu itu saya membeli buku tulis ukuran 50 lembar, lalu saya bagi isi buku menjadi tiga bagian, yakni puisi, pidato, dan sinopsis. Semua dalam buku itu adalah karangan saya. Dibuku itu saya tuliskan puisi, pidato dan sinopsis, saya ingat judul cerita dulu “Kancil”. Dan lagi-lagi nasib buku ini sama seperti binder dan buku puisi.

Kemudian saat kelas 1 MTsN, saya hanya menulis cerita tentang kegiatan organisasi “Pramuka” di buku diary. Kemudian saat kelas 2, Wina menagih cerpen saya, akhirnya saya menulis cerpen pertama saya yang berjudul “Cinta Pertama” itu adalah cerita tentang teman saya.
Daftar cerpen hasil tangan saya yang masih terekam diotak:
1. Cinta Pertama
2. Merpati Putih
3. Diantara senja
4. This is special for me?
5. Kado untukmu
6. Ketika cinta menjuntai
7. The love
8. I am so sorry
9.  Ketika Musim Semi
10. I am So Sorry
Saya menulis cerpen itu di buku tulis, seingat saya 5 buku tulis dan yang masih ditangan saya hanya 1 (yang lainnya diambil teman). Kelas 1 SMA itu saya rajin mengupdate puisi saya di note Fb.
Kemudian, cerita ini terus berlanjut, saat bulan puasa dulu saya membeli Hp baru (Hp yang dulu rusak). Dan ketika saya mengotak-ngatik Hp itu, saya melihat ada aplikasi blogger, karena iseng saya buka. Setelah itu, esok harinya disekolah, saya meminjam laptop teman untuk  membuat blog, postingan saya yang pertama itu judulnya PURNAMA #1.
Masih iseng, saya share tautan blog saya ke fb. Dan salah satu teman (sebut saja namanya Sky Gie) mengomentari hasil tulisan saya itu. Lalu di akhir Bulan Agustus 2014, Kak Gie mengajak saya mengikuti event menulis “Semua Karena Allah” yang dilakasanakan Ar-Rahman Press. Karena belum ini event saya yang pertama, jadi masih bego, saya menulis tentang diri seperti Biodata (padahal disuruh berbentuk narasi). Hehehe.
Dan kemudian setelah mengirimkan naskah saya ke Kak Andrian Eksa, saya mencari tau tentang Ar-Rahman Press. Saya mendapat info Ar-Rahman itu terletak di Kalimantan Tengah.  Kemudian malam harinya saya buka fb, seseorang dari Kalimantan Tengah add saya, saya buka profilnya, disana tertulis dia tinggal di Kalimantan Tengah. Lalu saya menerima request dia, dan lalu mengirim pesan padanya sebut saja namanya Kak Raihanatun Nisa. Awalnya saya mikir dia itu anggota dari Ar-Rahman Press karena tinggal di Kalteng.
Akhirnya, setelah chat panjang kali lebar :D, saya mendapat informasi bahwa Kak Raihana bukan anggota Ar-Rahman. Kemudian Kak Raihana mengajak saya bergabung dengan FSPI, saya menyetujuinya.

Setelah bergabung dengan FSPI, saya membuka diri, saya yang awalnya gengsi add orang lain dan malas untuk mengongirmasi, menghilangkan rasa gengsi dan malas itu. Saya add beberapa anggota FSPI, add teman-teman literasi, add penerbit, like Fp penerbit dan bergabung dengan komunitas menulis. Saya lalu belajar banyak hal tentang menulis sama Kak Tia (An-nissa Syifa Syauqiah), seperti penulisan EYD dan sebagainya.
Lalu saya mulai mengikuti event menulis. Jujur, saya tak pernah berpikir bahwa naskah saya akan diterima, saya berpikir mungkin 2 atau 3 tahun lagi naskah saya akan diterima. Yang ada dalam pikiran saya hanyalah menulis, menulis, dan menulis.
Ketika pengumuman Ar-Rahman Press, saya sangat kecewa karena naskah saya tidak lolos, meskipun saya tidak menginginkan menang, tetapi entah kenapa ia timbul begitu saja dalam hati. Lalu ketika DL event "Hujan Bercerita" sudah lewat, saya mengobra-abrik wall Penerbit Harfeey, saya ingin membaca Update peserta, ingin mengecek apakah nama saya ada disana (karena saya ngirimnya udah lama), saya tidak menemukan nama saya disana, lalu saya protes kenapa nama saya nggak ada? Tetapi tidak ada tanggapan.
Malam harinya, tepat pukul 11 malam, karena saking kecewanya, suasanapun sedang hujan bertambahlah kegalauan saya,lalu saya menghapus syarat-syarat event Hujan Bercerita dari Ms.word (Kebiasaan saya setiap ada event, saya copast syarat-syaratnya ke Ms.Word). 
Esok harinya, saat menjelang maghrib, saya duduk dibelakang rumah seorang diri, itu kebiasaan yang tak pernah saya lakukan sebelumnya. Saya berpikir apa artinya usaha keras saya selama ini jika tak membuahkan hasil, mana bukti dari mantra Man Jadda Wa Jada yang dituliskan Kang A. Fuadi dalam novel Negeri 5 Menara, saya luntang-lantung meminjam laptop sana sini (Karena waktu itu belum ada laptop), saya memutuskan berhenti menulis.
Alhamdulillah, malam harinya ALLAH SWT menunjukkan kebenaran kalimat  Man Jadda Wa Jada. Malam itu saya membuka Fb, muncul di beranda fb nama-nama kontributor Hujan Bercerita, lalu saya iseng membaca nama-nam kontributor, saya berkata dalam hati "Nama saya memang tidak akan tercantum di pengumuman itu, buktinya saja saat Update Peserta nama saya tak ada, walaupun begitu nama teman-teman saya ada disana, saya harus mengucapkan selamat", saya baca satu persatu hingga akhir lisan saya lirih mengucap Alhamdulillah, di jilid kedua tercantum nama saya disana, saya benar-benar merasa seperti mimpi.
Mulai malam itu, saya tidak akan putus asa lagi, akan terus menulis, akan terus belajar, percaya dengan Janji-janji Allah, dan dengan kebenaran mantra Man Jadda Wa Jada.
Teman-temanku semua ...
Terus bermimpi, genggamlah ia.
Kejarlah ia.
Terus berikhtiar dan berdoa.
Jangan pernah berputusasa.
Tetap semangat.
Percayalah ALLAH SWT akan memudah jalanmu untuk mencapainya.


Susoh, 18 November 2014

Salam hangat,
Mira Randikal :)



Komentar

Postingan Populer