CERITA : PURNAMA 3

      Suara yang menurutku seperti suara Bilal Bin Rabah itu hilang ditelan angin. Keindahan dunia memang fana tak seperti keindahan akhirat. Aku lalu bangkit berjalan menuju tempat wudhu wanita, ku lepas mukenah yang membalut diriku. Aku menghidupkan kran air, membaca basmalah. mulai membasuh kedua tanganku. Sejuknya mengalir ke dalam relung hatiku. Kemudian aku melanjutkan dengan membasuh muka. Ah, sungguh kenikmatan wudhu yang ku deskripsikan. Sungguh. Setelah itu aku kembali memakai mukenah. Melangkah  menuju rumah Allah. Aku memapahkan kakiku menaiki anak tangga. Subhanallah,suasana yang begitu syahdu menggetarkan urat-urat nadi. Panggilan cinta Rabb-ku Yang Maha Penyayang menyelusup ke dalam jiwa-jiwa pedamba cinta-Nya. Suara itu lagi.
   
      Aku semakin penasaran gerangan siapakah pemilik suara itu? Apakah aku mengenalnya ? atau ia adalah penduduk baru di kampung ini ? . Astaghfirullah, lirihku. Rabb khusyukan hatiku untuk tetap menjadikan Mu cinta abadi dalam hidupku.

    Selepas shalat tarawih berjamaah. Kami berkumpul di tempat yang telah disediakan oleh panitia. Aku dan ibu duduk di deretan pertama. Suara riuh anak-anak bermain terdengar jelas.

Nantikan cerita selanjutnya....

Komentar

Postingan Populer