AWAN KELABU

Awan hitam penuhi langit
Membawa berita dari pelosok negeri
Benang-benang kepedihan tersulam waktu
Lenyapkan keceriaan penuh canda

Bulir-bulir airmata mulai berjatuhan
Gelegar halilintar menyambar begitu kuat
Membuat jiwa-jiwa lemah semakin lemah

Angin menjadi pengobat lapar mereka
Serta doa menjadi obat paling mujarab
Kemelaratan kian membungkus negeriku
Orangtua dan anak kecil terlantarkan
Tak ada yang pedul penderitaan mereka

Menjejalkan kaki tak beralas di aspal panas
Bawa kresek hitam mencari sesuap nasi
Berlari-lari kecil di lampu merah
Kalahkan sengatan panas sang surya

Lihatlah, matannya berbinar
Tak ada keluhan sedikitpun
Terlihat begitu bersemangat menyongsong hari

Pantaskah mereka seperti itu ?
Menderita karena sebuah kedustaan

Oh, dimanakah ia berada ?
Apakah ia hilang ditelan ombak ?
atau dibawa pergi angin ?

Hati mereka telah menjadi batu
Tak ada lagi cinta
Kedunguan telah mentulikan telinga mereka
Tak terlintaskah dipikiran mereka
masa depan anak cucu mereka yang akan kelabu
akibat dari sebuah ketidakjujuran yang membutakan kehidupan

Gubuk reot, istana mereka
Kardus, tempat tidur paling empuk
Dengungan nyamuk, pendendang tidur
Onggokan sampah, wewangian paling harum

Wahai penguasa negeri
intiplah disini, dibalik gubuk reot
ada jutaan cerita berwarna
dengarlah kisah kejujuran

Tidakkah kau sadar karena kami kau menjadi penguasa ?
derita mereka adalah derita negeri
Ingatlah, bukankah dulu kau diamanahkan tuk jayakan negeri ?
Bangkitlah, buka matamu
negerimu sekarang diujung kehancuran

Susoh, April 2014

Salam hangat

Mira Randikal :)

Komentar

  1. wah, suka kak (y) puisinya keren :) :)

    BalasHapus
  2. sama-sama kak, :)
    kunjungi blog sukma juga ya kak, sukmajuwitaa.blogspot.com ^^ hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer